November 09, 2023

The Art of Loving

The Art of Loving

Erich Fromm

Buku “The Art of Loving” ini pertama kali terbit pada tahun 1956 ditulis oleh penulis psikoanalisa dan filsuf sosial Erich Fromm. Cinta merupakan hal yang bisa kita temukan dimana-mana. Baik dalam cerita, film, atau drama korea terpopuler. Cinta telah menjadi salah satu topik yang paling disenangi oleh banyak orang. Walaupun begitu cinta tetap menjadi hal yang misterius. Apakah cinta hanya sebuah reaksi kimia di dalam otak? Ataukah sesuatu yang penuh keajaiban, seperti dalam film-film Disney?

Dalam rangkuman buku ini, kita akan membahas banyak mengenai cinta berdasarkan eksplorasi dari sang penulis, Erich Fromm. Kita akan mengetahui lebih dalam tentang berbagai jenis cinta, dan bagaimana cara memaksimalkan kemampuan kita dalam mencintai. Menarik kan? Kalau setelah membaca rangkuman ini defenisi cintamu berubah silahkan share di kolom komentar ya.

Bagian 1.  

Cinta adalah Seni, tapi tidak semua orang bisa melihat itu. Apa itu cinta? Apakah cinta merupakan suatu hal yang ingin kamu rasakan? Atau apakah cinta adalah semua yang kita butuhkan dalam hidup? mungkin kedua hal itu adalah benar. Namun sesungguhnya cinta lebih dari sekedar gairah dan takdir. Seperti halnya menguasai seni, cinta juga harus dipelajari. Namun banyak dari kita yang menyerah untuk mempelajari cinta. Mungkin karena kita merasa bahwa cinta adalah hal yang rumit. Terutama jika kita yang menerimanya. Ketika hubungan kita berakhir, kita sering kali berasumsi bahwa kita memang tidak layak untuk dicintai. Hal ini terjadi karena kita hidup di tengah masyarakat yang mengembangkan budaya konsumsi, dan menjadikan cinta seperti sebuah komoditas yang bisa ditukarkan di pasar. Pada akhirnya kita memperlakukan cinta dengan pola pikir pasar. Ketika dua orang saling jatuh cinta mereka merasa telah menemukan objek terbaik di pasaran yang sepadan untuk ditukarkan dengan apa yang mereka punya.

Kemudian kita juga sering kali bingung dengan posisi kita dalam mencintai seseorang. Apakah kita sedang berada pada tahap jatuh cinta? atau ditahap mencintai. Setelah kita jatuh cinta ada sebuah fase dimana kita merasa sebuah keintiman secara tiba-tiba, dan itu adalah hasil dari ketertarikan seksual. Ketika hal itu pergi maka kita juga merasa bahwa cinta kita telah pudar. Konsep yang salah mengenai cinta ini harus kita lupakan. Kita mulai bisa melakukannya dengan mengubah persfektif kita dalam cinta. Pelajarilah cinta seperti kita belajar melukis atau bermain piano. Sebelum praktik kita harus tau dulu teorinya.

Bagian 2.

Mengenai teori cinta dan bagaimana menyalurkan teori itu dalam aksi yang nyata. Cinta merupakan sebuah aksi pemberian, bisa besyarat atau tak bersyarat. Cinta merupakan hal yang bersifat universal. Dalam sebuah hubungan percintaan dua orang menjadi satu, namun di sisi lain juga bisa tetap bebas dan mandiri. Hal ini dikarenakan mereka saling setuju untuk memberikan cinta. Cinta sama dengan memberikan dan ada 4 elemen yang menjadi kuncinya: yaitu kepedulian, tanggung jawab, rasa hormat, dan pengetahuan. Dengan memenuhi ke-empat elemen ini cinta akan menjadi aktif. Elemen yang pertama yaitu kepedulian, dapat dilihat dalam rasa sayang seorang ibu kepada anaknya, yang membuat dia selalu berusaha menjaga kesejahteraannya. Elemen kedua yaitu tanggung jawab, dapat dilihat sebagai bentuk perhatian seseorang terhadap kebutuhan-kebutuhannya, baik fisik maupun emosional. Kemudian elemen yang ketiga yaitu rasa hormat, dapat kita tunjukkan dengan cara menerima orang yang kita cintai apa adanya dan tidak berusaha merubah mereka menjadi seperti yang kita inginkan. Elemen yang terakhir yaitu pengetahuan, berarti mengetahui kondisi emosional orang yang kita cintai, seperti ketika mereka marah, takut, atau bahagia.

Setelah mengetahui keempat elemen itu kita bisa melihat lebih dalam lagi mengenai cinta bersyarat dan tak bersyarat. Cinta seorang ibu contohnya, adalah cinta yang tak bersyarat. Seorang Ibu akan mencintai anaknya hanya karena ia adalah anaknya. Sejak sang anak hidup maka sang Ibu sudah mencintainya. Sedangkan cinta yang bersyarat, sayangnya hanya bisa diterima jika sang pemberi merasa bahwa yang ia cintai pantas untuk mendapatkannya.

Bagian 3.

        Macam-macam cinta. Selain cinta Ibu atau cinta Ayah masih ada jenis cinta lainnya, yaitu cinta persaudaraan. Cinta persaudaraan menjadi pondasi bagi jenis-jenis cinta lainnya. Cinta persaudaraan adalah macam cinta yang membuat kita mempraktikkan ke-empat elemen cinta yang ada. Cinta persaudaraan membuat kita merasakan empati kepada manusia lain, dan cinta ini menjadi nilai penting dalam agama apapun. Namun cinta persaudaraan berbeda dengan cinta tak bersyarat seperti Ibu dan Anak, dalam cinta persaudaraan semua orang memiliki tanggung jawab yang sama dalam mencintai karena cinta ini bersifat universal. Kemudian ada cinta erotis, cinta ini bersifat eksklusif dan tidak universal karena awalnya dua orang yang terpisah kemudia menjadi satu. Selanjutnya cinta kepada diri sendiri yang kita kenal dengan self love. Ini adalah cinta yang dirasakan seseorang kepada integritas pribadi dan keunikannya. Kita dapat memaksimalkan cinta kepada diri sendiri dengan memperhatikan kebahagiaan dan kebutuhan kita sendiri. Bagaimanapun cinta kepada diri sendiri berbeda dengan rasa egois. Rasa egois didasari dengan adanya isolasi, dan ketika mempraktikkannya kita tidak menerapkan jenis cinta lainnya selain kepada diri sendiri. Kemudian cinta kepada Tuhan, cinta ini muncul ketika manusia ingin menemukan arti kehidupan serta untuk menjalin sebuah hubungan spiritual dengan sosok yang maha mengetahui dan maha besar.

Bagian 4.

        Prinsip dasar dalam mencintai.

1.     Kedisiplinan. Sama seperti mempelajari seni, mempelajari cinta juga membutuhkan kedisiplinan. Salah satunya dengan cara mencari aktivitas agar berkembang seperti membaca dan olahraga, serta tidak lari dari kenyataan. Mengurangi nonton film dan cerita fiksi.

2.   Konsentrasi. Konsentrasi adalah hal yang sangat penting dalam mempelajari hal baru. Dalam hal ini dapat dilakukan dengan mencari kenyamanan dari kesendirian. Memiliki waktu fokus pada diri sendiri dan memahami kebutuhan dan kebahagiannya.

3.   Kesabaran. Cobalah untuk lebih santai dan tidak terburu-buru berinteraksi dengan apapun dalam hidup.

    "Cinta bukanlah hal yang kita tunggu untuk selalu kita terima, tetapi kita juga harus memberikannya." Penting untuk memahami jenis cinta dan waspada pada pengaruh modern terhadap cinta.


Share:

0 komentar:

Posting Komentar