Teater Balitok “Deru
Mesin dari Gunung”
Oleh: Munawarah
Teater Balitok
diselenggarakan pada Senin, 02 Agustus 2017 di Gedung AAC Sultan Selim II. Teater
Balitok ini diperankan oleh lebih dari 20 pemeran yang berasal dari Cordillera,
Pulau Luzon, Filipina. Yang disutradarai oleh Setsu Hanasaki dan Toshihisa
Yoshida dari Jepang, sehingga teater ini merupakan kerjasama antara Filipina,
Jepang dan Indonesia.
Teater ini
menceritakan tentang awal dimulainya pertambangan emas di Dataran Tinggi
Cordillera. Pegunungan Cordillera ini membentang di empat provinsi di sebelah
utara Pulau Luzon, pulau terbesar di Kepulauan Filipina. Keempat provinsi
tersebut yakni Benguet, Mountain Province (Bontoc), Kalinga-Apayao, dan Ifugao.
Cordillera memang istimewa, pegunungan di sana bukan dataran tinggi biasa yang
sekedar menawarkan panorama indah. Lapis demi lapis bentang alam di sana sangat
kaya dengan mineral. Tidak heran jika sejak abad ke-16, Bangsa Spanyol telah
mendatangi pegunungan ini, dilanjutkan Bangsa Amerika Serikat di abad ke-20.
Dari dataran tinggi ini lah 80 persen emas Filipina berasal. Emas-emas dari
Cordillera ini boleh jadi menyelamatkan Amerika Serikat di masa-masa depresi
besar di 1927. Tercatat hanya 94 perusahaan tambang beroperasi di 1929, namun
angka tersebut meningkat beribu-ribu kali dalam waktu empat tahun menjadi
17.812 perusahaan tambang. Hingga kini masih ada beberapa perusahaan tambang
yang beroperasi di sana, dan semua milik asing. Namun bagi penduduk lokal,
daerah pegunungan menawan ini hanya sebagai berkah karena menjadi tempat
tersubur menanam segala jenis sayur-mayur dan buah-buahan bagi rakyat Filipina.
Daerah pegunungan ini memasok 60 persen sayur dan buah-buahan ke seluruh
penjuru Filipina. Warga Bontoc datang ke Banaue khusus untuk menanam kentang,
karena hanya di sana bisa tumbuh subur. Sayur dan buah-buahan semua dari
pegunungan tersebut. dari wilayah ini
pula sebagian besar beras di Filipina berasal. Tidak ada lapangan terbang,
pelabuhan, atau pun dermaga karena tidak ada sungai besar yang mengalirkan air
dan mampu menghanyutkan perahu dari dan menuju provinsi tersebut. Hanya jalan
menanjak dan semakin berkelok saat mendekat ke bagian tengah pegunungan.
Topik dalam
teater ini menceritakan kehidupan masyarakat sebagai petani di Cordillera, kemudian
setelah Filipina jatuh ke tangan Spanyol pada abad ke-16 maka terjadilah demam
emas, banyak masyarakat bekerja sebagai penambang, anak-anak berhenti sekolah
dan memulai pekerjaan sebagai penambang yang mereka anggap sebagai pekerjaan
yang dapat menjamin masa depan mereka.
Kemudian, pada abad ke 20 Filipina di jajah oleh Amerika dan mengoperasikan
ribuan perusahaan tambang atau perusahaan multinasional yang berdampak terhadap
kerusakan lingkungan yang lebih parah daripada kependudukan Spanyol sebelumnya. Tanah dan air tidak lagi subur karena tercemar oleh bahan kimia dari
pertambangan yang mengakibatkan pertanian masyarakat terganggu dan gagal panen.
Setelah Perang Dunia II masyarakat berhasil mengambil alih pertambangan
tersebut dari Amerika yang sebagiannya masih beroperasi sampai saat ini.
Masyarakat terus berusaha memperbaiki kerusakan lingkungan yang tercemar oleh
zat kimia dari pertambangan, mengurangi operasi pertambangan, mengelolanya agar
tidak lebih merusak lingkungan dan kembali bertani di tanah subur Cordillera,
Pulau Luzon ini.
Teater ini
memberikan pelajaran betapa pentingnya menjaga lingkungan, merawatnya agar
tetap optimal dan mengurangi kerusakan alam. Cordillera Green Network ini
merupakan organisasi dengan program penjagaan lingkungan dari Pulau Luzon,
mereka mencampurkannya dengan seni sehingga tampillah Teater Balitok ini.
#REMINDER
#REMINDER
Remember your Children, Remember our future
Remember your Children, Remember Mother Nature
You look at the Forest, you look at the Trees
Is it Money, Is it Business
Is it provit that you seek
Remember your Children, Remember our future
Remeber your Children, Remember Mother Nature
You say you need a power, and you draw up for a plan
You look at the Rivers, and you think of building
dam
Remember your Children, Remember our future
Remeber your Children, Remember Mother Nature
You look at the Mountains, full of riches so you’re
told
Do you think of the Children or is it only the Gold
Remember your Children.....
Remember our future...........
Remeber your Children........
Remember Mother Nature....
0 komentar:
Posting Komentar